Pencarian

Selasa, 03 Juli 2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KARAKTER KEPRIBADIAN


I. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KARAKTER KEPRIBADIAN
1.     Genetik (hereditas)
Tidak ada seorang pun yang dapat menambah atau mengurangi potensi hereditas tersebut. Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah:
  1. Kualitas sistem syaraf
  2. Keseimbangan biokimia tubuh
  3. Struktur tubuh
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
  1. sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepriabadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen.
  2. Membatasi perkembangan kepribadian.

2.     Lingkungan
faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya, keluarga, kebudayaan dan sekolah.
·       Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian karena:
  1. keluarga adalah kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
  2. anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga
  3. para anggota keluarga merupakan “signifikant people” bagi pembentukan kepribadian anak.
·       Kebudayaan
Kluckohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadari ataupun tidak. Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, suku) memiliki tradisi, adat/ kebudayaan yang khas. Kebudayaan suatu masyarakat memberikan suatu pengaruh terhadap setiap warganya, baik yang menyangkut cara berpikir (cara memandang sesuatu), cara bersikap, atau cara berperilaku.
·       Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya:
a.      iklim emosiaonal kelas
b.     sikap dan perilaku guru
c.      disiplin (tata-tertib)
d.     prestasi belajar

3.     Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Penjelasan Definisi
  • Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
  • Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
  • Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
  • Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
  • Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
  • perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari

4.     Pengasuhan orang tua
Baldwin dkk (1945), telah melakukan pola asuh orang tua terhadap keprbadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan juga autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan perilaku:
  1. menciptakan iklim kebebasan
  2. bersikap respek terhadap anak
  3. objektif
  4. mengambil keputusan secara rasional.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis memiliki ciri-ciri kepribadian, lebih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri (percaya diri), lebih memiliki keinginan dalam bidang intelektual, lebih orisinil dan lebih konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim autoritarian.

5.     Perkembangan
Oleh: AsianBrain.com Content Team
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang.

Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.

Kelak, orangtua akan mengalami penyesalan yang mendalam.

Apa saja tahapan perkembangan anak?

Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa:
  • Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)
  • Early childhood (usia 3-6 tahun)
  • Middle childhood (usia 6-11 tahun)
Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut:
  • fisik (motorik)
  • emosi
  • kognitif
  • psikososial

Aspek-aspek perkembangan anak

  1. Perkembangan Fisik (Motorik)
    Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

    Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
    • Perkembangan motorik kasar
      Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.

      Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
    • Perkembangan motorik halus
      Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.

      Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
  2. Perkembangan Emosi
    Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.

    Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
  3. Perkembangan Kognitif
    Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.
  4. Perkembangan Psikososial
    Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.

    Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang.

    Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

6.     Kesadaran
Kesadaran adalah sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan.
Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi. Meskipun secara kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi (pengindraan), perrseptual (pemahaman), dan konseptual (pengertian). Secara epistemology dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual. Sensasi tidak begitu saja disimpan di dalam ingatan manusia, dan manusia tidak mengalami sensasi murni yang terisolasi. Sejauh yang dapat diketahui pengalaman indrawi seorang bayi merupakan kekacauan yang tidak terdeferensiasikan. Kesadaran yang terdiskreminasi pada tingkatan persep. Persepi merupakan sekelompok sensasi yang secara otomatis terimpandan dintgrasikan oleh otak dari suatu organisme yang hidup. Dalam bentuk persep inilah, manusia memahami fakta dan memahami realitas. Persepi bukan sensasi, merupakan yang tersajikan yang tertentu (the given) yang jelas pada dirinya sendiri (the self evidence). Pengetahuan tentang sensasi sebagai bagian komponen dari persepi tidak langsung diperoleh mnusia jauh kemudian, merupakan penemuan ilmiah, penemuan konseptual.

7.     Ketidaksadaran
-Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam  ketidaksadaran.
 -Tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini.




































                        



‘II. PENJELASAN SINGKAT
ALIRAN =>
PSIKOANALISIS
BEHAVIORISME
HUMANISME
KOGNITIF
TOKOH PENGGAGAS
Sigmund Freud
Ivan Pavlov, B. Watson & E.L Thorndike
Carl Rogers & Abraham Maslow
Geoge A. Kelly
PANDANGAN ALIRAN TERHADAP MANUSIA
Manusia cenderung pesimistik, deterministik, mekanistikdan reduksionistik

Manusia: mahluk reaktif yang tingkah lakunya   dikontrol/dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.


Para ahli memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia bahwa: manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri, manusia memiliki kebebasan untuk merangcang/ mengembangkan tingkah laku, manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidaka dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik
- Manusia adalah scientist yang mencoba untuk memprediksi dan mengotrol fenomena atau tingkah laku.
- Manusia itu bebas (free) tetapi juga menentukan (determined).
KONSEP DASAR
-Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya

- Tingkah laku manusia :
(1) ditujukan untuk memenuhi     kebutuhan biologis dan insting-instingnya,
(2) dikendalikan     oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentukan
oleh faktor-faktor interpersonal dan intrapsikis.  

Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Mereka berpendapat bahwa kepribadian dibentuk melalui proses evolusi yang berkesinambungan, namun mereka kurang memperhatikan tahapan perkembangan. Mereka memfokuskan pengkajiannya kepada bagaimana kecenderungan respon dibentuk melalui pembiasaan klasik, pembiasaan operan dan belajar mengamati.


Perspektik humanistik menekankan perasaan orang tentang self . Prilaku seseorang mungkin di lihat sebagai bagian dari penyelidikan tentang kompetensi, prestasi dan harga diri.
Aliran humanistic menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sbg ilmu tentang manusia.

Dalam proses memandang tingkah laku manusia, kelly tidak mendasarkan kepada teori tradisional tentang motivasi. Kelly tidak mengkonstruks tingkah laku (behavior) dalam istilah-istilah motivasi, drives dan needs. Istila-istilah itu menggambarkan bahwa manusia itu kaku (inert), padahal manusia itu pada dasarnya adalah aktif, organisme yang hidup dan berjuang.
TEKNIK KONSELING
(1).asosiasi bebas: Teknik pengungk-apan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau : klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendi-ri.

(2).interpretasi:
 - Prosedur dasar yang digunakan dalam analisis mimpi, resistensi, dan transferensi
 - Penjelasan makna tingkah laku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi.

(3).analisis mimpi: Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh pemahaman
terhadap masalah-masalah yg belum terpecahan.

(4).analisis resistensi: teknik membantu klien agar menyadari alasan dibalik resistensinya : bisa menghilangkannya.

(5).analisis transferensi: Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan kembali masa lampaunya dalam konseling.


(1).Reinforcement
- Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
- Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang positif.
- Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan meng-internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

(2)Social modeling :
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien


(1). life history:
berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.

 (1). Home work assigments
- Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.

(2). Latihan assertive
- Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.

























III. SUMBER
Yusuf  LN Syamsu, M.pd. Dr. Prof, & Dr. A. Juntika Nurihsan, M.Pd. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang :UUM Press, 2007
Walgito Bimo. Dr. Prof. Pengantar Psikologi Umum. Jogjakarta : ANDI, 2003
Sobur Alex, M. Si. Drs. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia, 2003
Gerungan W.A. Psych. Dipl. Dr. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2004
Boeree George. C. Dr. Personality Theories. Jogjakarta : PRISMASOPHIE, 2004
Suryabrata Sumadi. Ph.D., Ed.S., M.A., B.A., Drs. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta : 1982
Corey, G., Teori dan Praktek Konseking Dan Psikoterpi, Refika Aditama,2005
http://phakiah.multiply.com/journal/item/24/TEORI-TEORI_YANG_DIGUNAKAN_DALAM_KONSELING_DAN_PSIKOTERAPI 
http://ardycupu.wordpress.com/2009/10/11/perbedaan-dan-kritik-terhadap-humanistik-psikoanalisa-dan-behavior/


 http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar